Teti Nurhayati S.Pd ,
mengawali kiprahnya sebagai Tutor Keaksaraan Fungsional (KF) dimulai tahun 2007
ketika Disdik Kab. Sumedang sedang gencar-gencarnya mendorong percepatan
pemberantasan buta aksara melalui program PPK IPM. Keterlibatannya dalam
Program KF dilandasi oleh rasa prihatin akan kenyataan bahwa di sekitar tempat
tinggalnya di Dsn. Pasirmuncang RT.15/RW.04, Desa
Panyindangan Kecamatan Buahdua Kab. Sumedang masih ada masyarakat yang masih menyandang
buta aksara. Melihat kenyataan ini, jiwa pendidiknya terpanggil untuk ikut
serta membantu masyarakat yang masih menyandang buta aksara dengan menjadi Tutor
KF di PKBM Putra Buahdua.
Menurut ibu satu
anak yang juga alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut, “ hal yang paling membahagiakan
berkecimpung di Program KF adalah ketika melihat warga belajar bisa membaca, menulis,
dan berhitung , sehingga mereka dapat bergaul dilingkungan masyarakat sekitarnya
dengan rasa percaya diri.”
Didukung oleh latar
belakang pendidikan dan prestasi kerjanya di Kejar KF Melati selama ini , maka
pada Bulan April 2010 ia mendapat kepercayaan dari Penilik PNFI Kec. Buahdua,
Tuti Sumiati untuk mengikuti lomba Jambore PTK-PNF tingkat Kabupaten Sumedang dan
hasilnya meraih juara pertama, sehingga berhak mewakili Kab. Sumedang di Lomba
Jambore PTK-PNF Tingkat Propinsi Jawa Barat di Bandung . Begitu pula di ajang
Jambore PTK-PNF Tk. Propinsi Jawa Barat ia kembali meraih juara pertama,
sehingga berhak mewakili Propinsi Jawa Barat di ajang Jambore PTK-PNF Tingkat
Nasional yang diselenggarakan pada Bulan Juli 2010 di Surabaya.
Dengan mengusung karya tulis yang berjudul “Pengembangan
Alat Penilaian Keaksaraan Fungsional Berbasis Kompetensi Pada Kelompok Belajar
“Melati” Desa Panyindangan Kecamatan
Buahdua Kabupaten Sumedang”, kembali ia meraih juara pertama Katagori Tutor KF
pada ajang Jambore PTK-PNF Tk. Nasional Tahun 2010.
Hal yang menarik dalam karya tulisnya adalah
kemampuan dia menyusun sebuah alat evaluasi yang sesuai dengan standar
kompetensi keaksaraan dasar, mulai dari
menyusun kisi-kisi, menyusun soal, menyusun teknik penskoran sampai menentukan
nilai kelulusan warga belajar untuk memperoleh Surat Keterangan Melek Aksara
(SUKMA). Alat evaluasi ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
pelaksanaan Ujian Akhir Tingkat Keaksaraan Dasar Program Keaksaraan Fungsional.
“Syukur alhamdulillah saya bisa meraih juara
pertama, padahal terus terang sebenarnya saya tidak punya target muluk-muluk diajang
lomba tersebut, bisa ikut lomba di tingkat nasional saja sudah merupakan suatu
kebanggaan bagi saya,” demikian menurut Teti Nurhayati merendah. “Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membina dan membantu saya selama ini, sehingga saya bisa meraih prestasi
seperti sekarang ini, mudah-mudahan apa yang telah saya capai ini dapat memberi
motivasi kepada teman-teman sejawat untuk berprestasi,“ tutur Teti lebih
lanjut.
Ada cerita menarik
dibalik persiapan Teti Nurhayati mengikuti Jambore PTK-PNF Tk. Nasional Tahun
2010 di Surabaya. Dua minggu sebelum berangkat ke Surabaya ia melangsungkan
pernikahan, dan sehari setelah menikah ia harus masuk training center (TC) di
SKB Sumedang sebagai persiapan Jambore PTK-PNF di Surabaya. Belum sempat
menikmati manisnya bulan madu, ia dengan berat hati harus meninggalkan sang
suami tercinta seorang diri. Beruntung sang suami sangat penuh perhatian dan
mengerti apa yang sedang dihadapi sang istri . Tidak sia-sia, pengorbanannya
berbuah manis, ia meraih juara pertama di
tingkat nasional dan kemenangannya itu menjadi kado istimewa
pernikahannya.
Apa yang telah dicapai Teti Nurhayati dengan meraih juara I Jambore PTK-PNF Tingkat
Nasional , tentu saja sangat membanggakan seluruh jajaran PTK-PNF Kab. Sumedang
khususnya dan Disdik Kab. Sumedang umumnya. Sudah sepantasnya jika pemerintah
daerah memberi perhatian dan penghargaan kepada orang-orang berprestasi seperti
Teti Nuryahati ini yang telah mengharumkan nama Sumedang.
0 komentar:
Posting Komentar