Oleh :Mefrida
Harahap, M. Pd
Foto : Google.co.id |
A. LATAR BELAKANG
Masih banyak kenyataan
yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih mempunyai pola pikir
bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga pendidikan saja.
Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan, sehingga
banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi
lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat
seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut
tidak sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan
agar tanggungjawab tinggi muncul dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya
ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di rumah.
Dalam
Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak yang
dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan
lingkungan sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di
dalam dan di luar rumah, sekolah dan tetangga dari kehidupan anak setiap hari
dalam kurun waktu yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak
perkembangan anak yang merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh
berbagai sistem interaksi yang terdiri dari sistem mikro, sistem meso, sistem
exo dan sistem makro. Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan
anak yang meliputi kegiatan dan pola interaksi langsung dari anak dengan
lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan orangtua, kakak dan adik
kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini
mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.
Sistem
Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam
sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan
antara rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai
pentingnya pendidikan dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan
yang tidak berbicara dengan bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan
menyebabkan anak mengalami banyak masalah dalam menerapkan pembiasaan di
kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi kecerdasan jamak anak usia
dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan kuat, menyebabkan
anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem meso
adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem
meso, semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.
Sistem
Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan
secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di
dalamnya, tetapi interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk
keputusan pada tataran lembaga yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua,
komite sekolah, atau lembaga perencanaan adalah contoh dari sistem exo yang
dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif meskipun anak tidak langsung
terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah kekejaman orang
dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh pada
kesulitan anak untuk tidur.
Sistem
Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari
nilai-nilai budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan
sosial dan lain sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh
terhadap perkembangan.
Untuk
menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya
adalah dengan program parenting yaitu
bentuk
kegiatan informal yang dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan
pengasuhan dan pendidikan anak antara di kelompok bermain dan di rumah. Parenting ini ditujukan kepada para orangtua,
pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara langsung dalam proses
perkembangan anak.
Kegiatan parenting
(pertemuan orangtua) saat ini dirasakan sangat diperlukan mengingat pentingnya
pendidikan sedini mungkin
Pengetahuan
tentang pendidikan anak dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan, misalnya
kegiatan parenting baik yang dikelola oleh satuan pendidikan maupun
pengelolaan secara mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan program parenting
ini sudah sangat jelas, dengan adanya: (1) Undang-undang No 20/2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang juga membahas tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No 23/2002, tentang Perlindungan Anak (3)
Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian, kerjasama semua pihak, baik lembaga
pendidikan, orang tua (keluarga) dan pemerintah sangat diperlukan untuk
pencapaian tujuan pendidikan terutama pada anak usia dini, dapat dioptimalkan.
B. MANFAAT PARENTING
Kegiatan
parenting akan menjadi suatu wadah yang dapat memberikan keuntungan pada
semua pihak, baik kepada orang tua, kelompok bermain, maupun pemerintah. Ada
beberapa manfaat dalam pelaksanaan parenting adalah : (1) terjalinnya
mitra kerja lintas sektor, misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan
dengan produk yang berkaitan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi
pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, (2) terpenuhinya kebutuhan hak-hak
anak, (3) berkembangnya rasa percaya diri orangtua dalam mendidik anak, (4)
terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing anggota keluarga sesuai
dengan tugasnya masing-masing, (5) terciptanya hubungan antar keluarga di
lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan (6)
terjalinnya mitra kerja antar sesama anggota parenting.
C.
LANGKAH-LANGKAH
Dalam
melaksanakan parenting langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh kelompok
bermain adalah : (1) adanya komitmen bersama antara pengelola dan
orangtua pada saat mendaftarkan putra-putrinya di kelompok bermain, (2)
menyiapkan penanggungjawab kegiatan parenting atau kepengurusan pada
kelompok bermain, (3) mengidentifikasi kebutuhan informasi (isu-isu penting
seputar pendidikan dan tumbuh kembang anak) yang ingin diketahui oleh orangtua,
(4) menyusun program-program kegiatan yang akan dilakukan untuk kegiatan
parenting, dan (5) menyusun jadual kegiatan sekaligus menentukan narasumber
atau sponsor, misalnya, kegiatan dapat dilakukan seminggu sekali, sebulan
sekali, atau memanfaatkan hari-hari libur nasional, tergantung kebutuhan.
D.
BENTUK-BENTUK KEGIATAN PARENTING
Kegiatan
parenting akan lebih bermakna jika kelompok bermain dapat menyusun suatu
kegiatan parenting sehingga “kumpul-kumpul orangtua” mempunyai makna.
Bentuk bentuk kegiatan parenting yang dapat dilakukan antara lain:
- Think-thank, yaitu sumbang saran yaitu mengeluarkan pendapat dan diskusi tentang pembelajaran yang paling tepat bagi anak usia dini misalnya pembelajaran tematik, setiap anggota dapat menyampaikan gagasan-gagasan atau permasalahan-permasalahan yang ada sekaligus melakukan pembahasannya.
- Arisan Bicara, yaitu setiap anggota, secara undian bergilir menjadi pembicara untuk menyampaikan gagasan sesuai topik yang telah ditentukan.
- Seminar, mengundang narasumber dan sponsor.
- Praktek ketrampilan, misalnya membuat alat permainan edukatif, memasak makanan bergizi untuk anak, dan sebagainya.
- Outbond, yakni kegiatan di luar ruangan yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua anggota keluarga, yang disisipkan kegiatan diskusi atau praktek permainan-permainan yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga secara bersama-
- Kunjungan Lapangan, yaitu kegiatan kunjungan ke tempat–tempat khusus yang bersifat mendidik, misalnya ke museum, perpustakaan umum, panti asuhan, panti jompo, ke kebun atau pertanian, dan sebagainya.
E.
PENUTUP
Anak
adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus
cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan
sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa
depan. Pendidikan anak tidak dapat dilepaskan begitu saja terhadap lembaga
pendidikan khusunya kelompok bermain. Orangtua perlu mengetahui dan
menindaklanjuti kegiatan atau perlakuan yang diberikan oleh tenaga pendidik
dalam menstimulus kecerdasan anak usia dini sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Daftar Pustaka :
Gordon, T. (1993). Menjadi Orang Tua
Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hanafi Taufik (2009) Makalah STRATEGI NASIONAL
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Junaedi, Uken. (2005). Membangkitkan
Sikap& Sifat Positif Anak, Bandung: Ikhtiar Publishing,
Saifullah,Ach. (2004). Melejitkan
Potensi Kecerdasan Anak . Yogyakarta: Kata Hati.
0 komentar:
Posting Komentar