Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kemdikbud Lydia Freyani Hawadi menuturkan, pemerintah telah melakukan berbagai program, seperti tuna aksara dasar yang dikombinasikan dengan kewirausahaan. Selain itu, perluasan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di ruang publik dan peningkatan kapasitas profesional tutor.
“Kita berhasil mendapatkan penghargaan ini karena dianggap Unesco berhasil dalam peningkatan mutu penuntasan tuna aksara yang terintegrasi,” ujarnya pada diskusi publik yang disiarkan langsung dari Studio Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud bekerja sama dengan Radio KBR 68H Jakarta, Kamis (6/9/12).
Lydia mengatakan, sejak 2009, pemerintah telah mendesain ulang program-progam penuntasan tuna aksara. Pada program keaksaraan dasar, penyandang tuna aksara dilatih baca tulis hitung oleh tutor. Setelah menguasai, pada tahap berikutnya mereka mengikuti program keaksaraan usaha mandiri. “Untuk meningkatkan kompetensi keberaksaraannya mereka diberikan kemandirian untuk usaha,” tuturnya.
Tahap selanjutnya, kata Lydya, mereka mengikuti program multikeaksaraan untuk memelihara dan mengembangkan keberlanjutan keberaksaraan. Caranya ditempuh dengan mengenalkan internet, seni budaya, dan bahasa ibu. “Mereka juga dilibatkan membuat Koran Ibu,” jelasnya. (A-94/A-108)***
Sumber :http://www.pikiran-rakyat.com/node/202430
0 komentar:
Posting Komentar