Jakarta --- Program
Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun yang dicanangkan pemerintah dinilai sudah tuntas,
meski masih ada kabupaten yang memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) yang
rendah. Jika merunut pada perjanjian Education For All (EFA), Wajar 9 tahun
lebih cepat selesai dari waktu yang direncanakan. Demikian diungkapkan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud, Suyanto, usai penutupan Lomojari bidang
akademik di Graha Utama Kemdikbud, Jakarta, (12/9).
"Dalam perjanjian Education for All, semua
negara menyepakati Wajar 9 tahun selesai tahun 2015. Tapi kita bisa selesai
tahun 2008, lebih cepat tujuh tahun," kata Suyanto. Ia menambahkan, saat
ini Wajar 9 tahun sudah rampung hingga 99 persen. Sementara di aturan dianggap
tuntas kalau sudah rampung 95 persen.
Namun ia tidak menampik bahwa masih ada
daerah-daerah di Indonesia yang APK-nya masih rendah. Masih ada 173
kabupaten yang belum tuntas dalam menjalankan program Wajar 9 tahun. Bahkan ada
25 kabupaten yang APKnya masih di bawah 75 persen. "Harus kita intervensi.
Kita beri penguatan, kita sosialisasikan supaya di situ mencapai paling tidak
95 persen itu. Tapi kalau untuk angka nasional sudah tuntas sejak 2008,"
jelasnya.
Lelaki yang hobi berbaju batik ini juga
mengungkapkan, kualitas pendidikan ke depan harus lebih baik lagi. Menurutnya,
saat ini program wajib belajar sudah memasuki era kualitas, karena kuantitas
sudah tercapai. "Tapi kan kalau kualitas itu harus semuanya, agar tidak
ada disparitas antara kota-desa dan sebagainya. Sehingga kita harus kerja lebih
keras lagi," ungkap Suyanto.
Ia menambahkan, beberapa program juga telah
dijalankan Kemdikbud dalam rangka menaikkan mutu pendidikan. Di antaranya
perbaikan sekolah rusak, menaikkan angka BOS, membantu perpustakaan, pemerataan
IT, hingga perbaikan kurikulum. “Semuanya mengarah ke sana (perbaikan
kualitas)," ujarnya. (DM)
Sumber : http://kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/653
0 komentar:
Posting Komentar